Mei 31, 2009

Tuntutan Selain Cuap-Cuap

Aktivitas seorang penyiar tentunya adalah siaran. Siaran berarti berbicara di studio dan selanjutnya dipancarkan sehingga bisa didengar oleh orang-orang. Biasanya aktivitas cuap-cuap ini memang hobi seorang penyiar. Hobi ngobrol adalah salah satu tuntutan bagi penyiar yang harus mampu berkomunikasi aktif.
Selain itu, bakat menghibur juga diperlukan seorang penyiar. Saat siaran, mereka harus bisa menghibur pendengar agar tidak merasa bosan, dan betah mendengarkan siaran selama berjam-jam. Hal ini berhubungan dengan image radio sebagai salah satu media intertainment. Dengan bakat menghibur yang dimiliki penyiar, keadaan hati pendengar dapat dipengaruhi, misalnya pendengar yang sedang sedih akan merasa terhibur.
Ada tuntutan tersebut, menjadikan seorang penyiar harus profesional saat siaran. Walaupun keadaan hati penyiar sedang sedih, kesedihan itu tidak boleh ditunjukan saat on air. Paling tidak mereka harus menahan emosi yang sedang dirasakan sehingga tidak mempengaruhi kualitas info atau hal pokok yang disampaikan dalam siaran.
Penyiar juga perlu memiliki pengetahuan yang luas. Hal ini diperlukan saat siaran interaktif, dimana penyiar perlu menanggapi pertanyaan pendengar baik melalui telepon atau sms. Jika penyiar tidak mampu menanggapi pendengar, hal itu bisa menurunkan reputasinya.
Penampilan juga menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh penyiar. Karena selain bertugas sebagai penyiar, terkadang mereka harus terjun ke lapangan untuk menjadi reporter. Saat mencari berita, mereka akan berinteraksi dengan pihak luar radio maka penyiar perlu menjaga citra radio yang selalu dibawa saat menghimpun berita.

Mei 29, 2009

Broadcasting is cool.....

Bergabung dalam dunia Broadcasting atau kepenyiaran bisa jadi menyenangkan untuk sejumlah orang. Termasuk saya. Kecintaan pada dunia broadcasting bisa diawali dari hobi mendengarkan radio dan media penyiaran lainnya. Dan memang itulah yang saya alami. Ketika masih SMA, mendengarkan musi dan radio adalah hal yang paling menyenangkan menurut saya. Ada beberapa penyiar yang menurut saya memiliki karakter suara dan cara bicara yang menarik. Mereka memiliki ciri khas yang menunjukkan identitas mereka.
Dari hobi itu saya tertarik untuk mencoba menjadi penyiar, tapi karena belum memperhitungkan kemampuan diri sendiri, saya gagal dalam seleksi penyiar di salah satu radio swasta. Rasanya kecewa, namun dari seleksi itu ada hal-hal yang saya dapatkan. Diantaranya tentanng ukuran rasa percaya diri yang diperlukan sebagai penyiar, cara menyampaikan info secara menarik, nada yang sesuai saat siaran program tertentu, dan bisa bertemu beberapa penyiar favorit saya yang menjadi juri dalam seleksi itu..he..he.
Kegagalan pertama itu ternyata bisa memotivasi saya untuk memperdalam pengetahuan tentang broadcasting. Sejak saat itu saya mencari training yang diadakan oleh berbagai radio di Jogja. Selain ilmu yang bisa saya dapatkan, teman-teman baru juga bertambah. Dan ternyata, walaupun belum digunakan untuk siaran, ilmu dari training yang saya ikuti sudah bisa diterapkan. Misalnya, saat harus berbicara di depan umum saya merasa lebih percaya diri, lebih terstruktur dalam menyampaikan materi, dan menggunakan artikulasi serta intonasi yang baik..ciee. Hal itu sangat berguna bagi saya.
Setelah beberapa kali mengikuti training, tawaran untuk menjadi MC pun mulai berdatangan. Dan ini membuat saya semakin tertarik pada dunia broadcasting. Banyak teman saya yang mengira saya akan melanjutkan studi di jurusan yang berkaitan dengan komunikasi. Tapi pilihan saya lain, justru dunia pendidikan lah yang saya pilih, yaitu pendidikan akuntansi.
Namun, ketertarikan saya terhadap broadcasting tidak juga berkurang. Beruntunglah di perguruan tinggi tempat saya kuliah memiliki radio kampus yang bisa memenuhi kebutuhan mahasiswa yang tertarik pada kepenyairan. Sejak awal masuk kiliah saya sudah bertekad untuk bergabung dengan radio kampus tersebut, dan sekarang saya sudah siaran dalam beberapa program..senangnya..