September 09, 2009

management

wahaha..lama banget ga posting..
dibilang sibuk, ya memang sibuk..
ada banyak hal yang terjadi selama beberapa bulan ini.
sebenarnya yang berhubungan dengan broadcasting juga cukup banyak.
tapi entah mengapa, tak ada kuasa diri untuk membaginya.
bukan karena pelit atau apa..
tapi karena waktu yang tak ada..
haha..

ada satu hal yang beberapa waktu lalu ku dapatkan dari sharing bersama sodara seperjuanganku. tentang management waktu siaran..
apakah itu??
....zzZZZzzzZz.......

Juni 01, 2009

Good Voice Requires Best Exercises

Radio adalah alat yang hanya dapat mengeluarkan suara. Suara pula yang jadi aset terpenting seorang penyiar sebagai ujung tombak, front liner, sebuah radio yang berinteraksi langsung dengan pendengar. Memiliki kualifikasi tertentu sebelum layak siar (fit to broadcast), seperti menguasai teknik siaran, teknik mikrofon (miking technique), memahami naskah siaran dan cara menyampaikannya, studio protocol atau SOP siaran, dan log program, adalah hal-hal yang penting bagi penyiar. Oleh karenanya, sebelum menjadi penyiar radio, sebaiknya seseorang mengikuti dulu pelatihan siaran radio sehingga mampu menjadi komunikator efektif.
Banyak orang terlahir dengan suara indah. Namun, kebanyakan dari kita harus bekerja keras untuk menjadi penyiar profesional. Lagi pula, menjadi penyiar profesional tidak cukup bermodal suara emas (golden voice), tapi juga perlu modal lainnya, seperti wawasan, sense of music, dan sense of humor.
Untuk mendapatkan suara yang baiik saat siaran, penyiar harus rilex dan mengatur pernapasan dengan teratur. Hal ini akan bermanfaat bagi emosi penyiar secara tidak langsung. Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Nafas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika membaca naskah, buatlah tanda di mana akan mengambil nafas. Selain itu, sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama. Ini bisa dilatih dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dana dan perut). Ketika mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi kekuatan napas ekstra. Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, yaitu suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut atau dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak.
Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain:
1. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya.
2. Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.
3. Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.
4. Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada. Yang juga perlu diperhatikan adalah menjauhkan mulut dari microphone saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara.
Selain itu, penyiar harus memperhatikan intonasi (intonation) , yaitu nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara. Dan juga artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang diucapkan saat siaran harus jelas, agar info yang disampaikan tidak berubah maknanya. Hal ini juga akan dipengaruhi kecepatan (speed) bicara penyiar. Info yang disampaikan terlalu cepat akan sulit diikuti dan didengarkan. Namun jika terlalu lambat, info akan terdengar membosankan. Jadi harus digunakan speed yang sesuai, dan juga penekanan (stressing) pada kata atau kalimat yang dirasa penting umtuk menguatkan maknanya.
Semua itu memerlukan latihan dan pengalaman dari kejadian-kejadian selama siaran. Penyiar juga harus terus memperbaiki kualitas siarannya.



Mei 31, 2009

Tuntutan Selain Cuap-Cuap

Aktivitas seorang penyiar tentunya adalah siaran. Siaran berarti berbicara di studio dan selanjutnya dipancarkan sehingga bisa didengar oleh orang-orang. Biasanya aktivitas cuap-cuap ini memang hobi seorang penyiar. Hobi ngobrol adalah salah satu tuntutan bagi penyiar yang harus mampu berkomunikasi aktif.
Selain itu, bakat menghibur juga diperlukan seorang penyiar. Saat siaran, mereka harus bisa menghibur pendengar agar tidak merasa bosan, dan betah mendengarkan siaran selama berjam-jam. Hal ini berhubungan dengan image radio sebagai salah satu media intertainment. Dengan bakat menghibur yang dimiliki penyiar, keadaan hati pendengar dapat dipengaruhi, misalnya pendengar yang sedang sedih akan merasa terhibur.
Ada tuntutan tersebut, menjadikan seorang penyiar harus profesional saat siaran. Walaupun keadaan hati penyiar sedang sedih, kesedihan itu tidak boleh ditunjukan saat on air. Paling tidak mereka harus menahan emosi yang sedang dirasakan sehingga tidak mempengaruhi kualitas info atau hal pokok yang disampaikan dalam siaran.
Penyiar juga perlu memiliki pengetahuan yang luas. Hal ini diperlukan saat siaran interaktif, dimana penyiar perlu menanggapi pertanyaan pendengar baik melalui telepon atau sms. Jika penyiar tidak mampu menanggapi pendengar, hal itu bisa menurunkan reputasinya.
Penampilan juga menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh penyiar. Karena selain bertugas sebagai penyiar, terkadang mereka harus terjun ke lapangan untuk menjadi reporter. Saat mencari berita, mereka akan berinteraksi dengan pihak luar radio maka penyiar perlu menjaga citra radio yang selalu dibawa saat menghimpun berita.

Mei 29, 2009

Broadcasting is cool.....

Bergabung dalam dunia Broadcasting atau kepenyiaran bisa jadi menyenangkan untuk sejumlah orang. Termasuk saya. Kecintaan pada dunia broadcasting bisa diawali dari hobi mendengarkan radio dan media penyiaran lainnya. Dan memang itulah yang saya alami. Ketika masih SMA, mendengarkan musi dan radio adalah hal yang paling menyenangkan menurut saya. Ada beberapa penyiar yang menurut saya memiliki karakter suara dan cara bicara yang menarik. Mereka memiliki ciri khas yang menunjukkan identitas mereka.
Dari hobi itu saya tertarik untuk mencoba menjadi penyiar, tapi karena belum memperhitungkan kemampuan diri sendiri, saya gagal dalam seleksi penyiar di salah satu radio swasta. Rasanya kecewa, namun dari seleksi itu ada hal-hal yang saya dapatkan. Diantaranya tentanng ukuran rasa percaya diri yang diperlukan sebagai penyiar, cara menyampaikan info secara menarik, nada yang sesuai saat siaran program tertentu, dan bisa bertemu beberapa penyiar favorit saya yang menjadi juri dalam seleksi itu..he..he.
Kegagalan pertama itu ternyata bisa memotivasi saya untuk memperdalam pengetahuan tentang broadcasting. Sejak saat itu saya mencari training yang diadakan oleh berbagai radio di Jogja. Selain ilmu yang bisa saya dapatkan, teman-teman baru juga bertambah. Dan ternyata, walaupun belum digunakan untuk siaran, ilmu dari training yang saya ikuti sudah bisa diterapkan. Misalnya, saat harus berbicara di depan umum saya merasa lebih percaya diri, lebih terstruktur dalam menyampaikan materi, dan menggunakan artikulasi serta intonasi yang baik..ciee. Hal itu sangat berguna bagi saya.
Setelah beberapa kali mengikuti training, tawaran untuk menjadi MC pun mulai berdatangan. Dan ini membuat saya semakin tertarik pada dunia broadcasting. Banyak teman saya yang mengira saya akan melanjutkan studi di jurusan yang berkaitan dengan komunikasi. Tapi pilihan saya lain, justru dunia pendidikan lah yang saya pilih, yaitu pendidikan akuntansi.
Namun, ketertarikan saya terhadap broadcasting tidak juga berkurang. Beruntunglah di perguruan tinggi tempat saya kuliah memiliki radio kampus yang bisa memenuhi kebutuhan mahasiswa yang tertarik pada kepenyairan. Sejak awal masuk kiliah saya sudah bertekad untuk bergabung dengan radio kampus tersebut, dan sekarang saya sudah siaran dalam beberapa program..senangnya..